Selter kuliner di kawasan Stadion Manahan Solo, tepatnya di sisi barat stadion, semakin ramai dikunjungi masyarakat. Warung ini merupakan milik Laksmi, seorang pelaku usaha kuliner yang telah lama dikenal di kawasan Manahan. Warungnya menjadi pilihan banyak orang yang mencari makanan hangat, terutama pada pagi dan malam hari.
Endah, karyawan di warung tersebut, mengatakan bahwa nasi liwet dan nasi gudeg menjadi pilihan utama para pelanggan, terutama pada pagi hari. “Paling laris itu nasi liwet sama nasi gudeg. Banyak yang cari pagi-pagi, apalagi pas orang habis jogging atau ada event di stadion,” ujarnya.
Warung ini beroperasi dengan sistem tiga shift agar dapat melayani pembeli sepanjang hari. “Kami gantian jaga. Ada yang jaga pagi sampai sore, lalu sore ke malam, dan malam sampai pagi,” jelasnya.
Selter kuliner tersebut dibangun oleh Pemerintah Kota Solo usai pandemi COVID-19, sebagai upaya penataan pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan secara berpindah-pindah di sekitar stadion. Kini, kios-kios tertata rapi dan menjadi destinasi kuliner yang nyaman bagi warga maupun pengunjung luar kota.


Untuk bisa berjualan di area ini, para pedagang dikenai biaya sewa dan retribusi kebersihan bulanan sebesar Rp300.000 hingga Rp400.000. “Bayarnya rutin tiap bulan. Ini bukan punya pribadi, tapi dari pemerintah kota,” jelas Endah.
Meskipun tidak semua kios di selter buka 24 jam, warung milik Laksmi termasuk salah satu yang tetap aktif melayani pembeli tanpa henti. Warung ini juga memiliki cabang lain di sekitar WMS (Wilayah Manahan Solo), dan diperkirakan total omzet bulanannya bisa mencapai Rp20 juta.
“Omzet pastinya saya kurang tahu, karena saya hanya kerja. Tapi kalau dihitung semua cabang, mungkin bisa sampai 20 juta per bulan,” tambahnya. Warung ini tak hanya ramai saat pagi dan sore hari, tetapi juga ketika akhir pekan, hari libur nasional, maupun saat ada acara besar di Stadion Manahan.


Tinggalkan Balasan