
Spirit of Our Values, Journey and Legacy. Semboyan yang menjadi bentuk nyata dari semangat pelestarian nilai luhur bangsa, Kirab Bhineka. Sebuah event tahunan Kampung Penjalan, kampung ini berada dipinggir Kali Pepe, yang dulunya menjadi pelabuhan bagi para pedagang dari luar daerah. Selain itu juga sebagai tempat untuk menjajakan dagangannya sebelum menuju Pasar Gede. Oleh karena itu, kampung ini dinamakan kampung penjalan karena telah menjadi bagian dari perjalanan para pedagang.
Kampung penjalan juga memiliki sang maestro cerita silat legendaris yang telah meninggalkan jejak dalam jagat sastra populer Indonesia, Bernama Kho Ping Hoo. Beliau merupakan penulis komik silat pertama di Indonesia yang berjudul Pedang Pusaka Naga Putih. Melalui karyanya yang berlatar budaya Tionghoa Indonesia, Kho Ping Hoo mengangkat nilai-nilai kesatuan, kebngsaan, dan keberanian yang masih relevan hingga kini.
Kisah inilah yang menjadi latar belakang sebuah acara Bernama Kirab Bhineka Bandar Penjalan, yang menjadi event tahunan sejak 2014. Untuk tahun 2025 acara ini berlangsung pada tanggal 20 Mei – 1 Juni 2025 pukul 17.00-22.00 WIB. Acara ini terdiri dari 4 rangkaian, yaitu festival bandar penjalan dan pegelaran seni kampung yang berlangsung pada tanggal 20-29 Mei yang bertempat di pinggir kali Pepe kelurahan Gendekan, selanjutnya umbul mantram atau umbul dongo berlangsung pada tanggal 31 Mei 2025 di Pertigaan Danusaputran kelurahan Gendekan, dan acara puncaknya yaitu kirab budaya yang berlangsung pada tanggal 1 Juni di Jl. RE. Maradiata, Kelurahan Gendekan. Khusus untuk acara puncak Kirab Bhineka, dilaksanakan sejak siang hari pukul 13.00 WIB dalam rangka memperingati hari Pancasila.
“Kirab Bhineka diadakan oleh kelurahan Gendekan yang didanai oleh pemeritah kota Surakarta. Berbagai kesenian daerah, pertunjukan budaya, hingga bazar UMKM ada disini” Tarti Winarti (salah satu warga kampung penjalan). Rangkaian acara ini membuktikan bahwa Kirab Bhineka tak hanya ajang ekspresi budaya, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Umkm terdiri dari 70 stand makanan tradisional, modern, ataupun wahana bermain seperti sepur kelinci. Untuk setiap standnya dibandrol dengan tarif Rp 300.000/stand sampai event selesai. Harga makan dibazar ini juga relative murah, mulai dari Rp 3000- Rp15.000 saja.
Kirab ini adalah ajang yang meneguhkan bahwa Gandekan bukan hanya kampung budaya, tetapi juga kampung yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.