1, My Address, My Street, New York City, NY, USA
contact@domain.com
Keraton Kasunanan Surakarta: Pusat pelestarian Budaya Jawa yang tetap Eksis
Home » Sosial & Budaya  »  Keraton Kasunanan Surakarta: Pusat pelestarian Budaya Jawa yang tetap Eksis

Keraton Kasunanan Surakarta menjadi simbol kejayaan Mataram Islam dan pusat kebudayaan Jawa yang masih berdiri kokoh di Kota Solo. Didirikan pada tahun 1745 oleh Pakubuwono II, keraton ini memadukan unsur-unsur tradisional Jawa dengan pengaruh arsitektur kolonial Belanda.Tradisi Spiritual: Keraton Surakarta juga dikenal dengan tradisi spiritualnya, seperti Prosesi Abon-Abon yang digelar di Pendopo Notobratan, Kadilangu, pada Juni 2025, sebagai bagian dari rangkaian Grebeg Besar Demak, acara tersebut di ikuti masyarakat lokal dan luar surakarta.

     Selain menjadi pusat menjadi simbol kejayaan Mataram Islam dan pusat kebudayaan Jawa keraton Surakarta juga menjadi tempat pelestarian kebudayaan Jawa, dengan tradisi-tradisi seperti tari Bedhaya, wayang kulit, dan gamelan masih dilestarikan dan diajarkan kepada generasi muda.

      Keraton ini juga menjadi destinasi wisata budaya yang populer, dengan wisatawan dapat melihat langsung keindahan arsitektur, mengikuti tur sejarah, atau menikmati suasana damai di sekitar keraton. "Setiap bulan malem 1 suro Keraton Kasunanan Surakarta selalu mengadakan upacara", Ujar Endro Laksono, petugas pengirim undangan hajatan keraton kasunanan Surakarta.

 Dalam kalender Jawa, yang juga bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriyah atau Grebeg Suro biasanya dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti pawai, kirab pusaka, dan perayaan seni budaya seperti Festival Reog Ponorogo. Dalam upacara malam 1 suro tidak hanya warga lokal yang boleh mengikuti upacara tersebut,namun wisatawan luar daerah juga di perbolehkan mengikuti upacara tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *