
Boyolali – Kawasan wisata Camp Honai di Boyolali kini mulai ramai dikunjungi masyarakat setelah viral di media sosial, terutama TikTok. Terletak di perbatasan Kecamatan Sambi dan Ngemplak, lokasi ini dulunya merupakan proyek tanggul pengairan milik pemerintah yang sempat mangkrak. Namun, berkat inisiatif warga, kawasan ini disulap menjadi destinasi wisata air dan edukasi lingkungan.
Fendi Surono, Ketua Komunitas Peduli Camp Honai, menceritakan bahwa kawasan ini awalnya adalah aset milik pemerintah di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian PUPR. Proyek tanggul, pasar, hingga jembatan sempat dibangun namun terhenti, membuat warga ragu memanfaatkan lahan tersebut.
“Lalu kami, masyarakat, mulai merawat aset-aset yang ada. Alhamdulillah setelah satu tahun berjalan, pihak balai mengucapkan terima kasih karena kami menjaga kawasan ini,” ujar Fendi.
Dari situ, terbentuklah Komunitas Peduli Camp Honai (KPCH) yang pada tahun berikutnya mendapat legalitas. Fendi menjelaskan bahwa fungsi utama kawasan ini sebenarnya adalah sebagai pengairan, dan wisata yang berkembang saat ini adalah bonus dari usaha warga.
Speedboat, Greenhouse, dan Rencana Glamping
Salah satu wahana andalan Camp Honai saat ini adalah speedboat yang baru berjalan selama dua minggu. Tarifnya Rp80.000 untuk satu putaran penuh dengan jarak tempuh yang cukup jauh meski tampak dekat dari darat.
Selain itu, rencana pengembangan ke depan mencakup kolam renang, glamping (glamour camping), penginapan modern, hingga greenhouse dan digester yang dibina oleh Pertamina. Digester akan dimanfaatkan untuk mengubah limbah organik menjadi gas untuk kebutuhan memasak.
Untuk menambah kenyamanan, pihak komunitas juga menanam pohon dalam jumlah besar demi mengurangi panas di area wisata. Target penanaman ini adalah selama satu tahun penuh.
Jam Operasional dan Agenda Mendatang
Camp Honai buka setiap hari dari pukul 06.00-18.00 WIB. Malam hari, area ini tetap dijaga oleh para pemancing meski wahana speedboat sudah tidak beroperasi.
untuk menikmati kawasan ini, pengunjung tidak dipungut biaya tiket masuk. Mereka hanya dikenakan tarif parkir sebesar Rp2.000 per sepeda motor, menjadikan Camp Honai sebagai destinasi yang ramah di kantong namun kaya pengalaman.
Sebagian besar pengunjung awal adalah anggota komunitas yang sejak awal turut membangun Camp Honai tanpa imbalan. “Dulu banyak yang ikut, tapi karena nggak ada gaji, sekarang tinggal beberapa yang bertahan,” ungkap Fendi.
Tanggal 30 Juni mendatang akan digelar acara besar berupa kegiatan bersih-bersih area dan penanaman 1.000 pohon, yang didukung oleh Pangdam dan program penghijauan nasional. Pemerintah daerah juga mulai menyiapkan pembangunan akses jalan desa ke lokasi.

Harapan dan Potensi Ekonomi
Meskipun belum ada data pasti mengenai omset, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Dalam dua minggu sejak viral di TikTok, pengunjung berdatangan bahkan dari luar kota seperti Sragen dan Lombok.
Ke depan, Camp Honai diharapkan tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pusat edukasi lingkungan, energi terbarukan, dan pemberdayaan masyarakat.