1, My Address, My Street, New York City, NY, USA
contact@domain.com
Dari Lapangan Sederhana, Lahir Juara Panahan Sragen
Home » Olahraga  »  Dari Lapangan Sederhana, Lahir Juara Panahan Sragen

Sragen – Dari sebuah lapangan sederhana milik SMA Negeri 3 Sragen, lahir bibit-bibit atlet panahan muda yang tak bisa dipandang sebelah mata. Di balik pencapaian mereka, ada sosok Sisko, pelatih berusia 43 tahun asal Mojo Mulyo, yang penuh dedikasi melatih anak-anak dari berbagai usia secara konsisten sejak tahun 2020. Lapangan ini berlokasi di Kebayan 1, Sragen Kulon, Kec. Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 57212, Selasa( 01/07/2025 ).

Awalnya, Sisko tak berniat menjadi pelatih. Ia hanya mendampingi anaknya yang tertarik dengan olahraga panahan. Namun seiring waktu, ia justru menemukan kecintaan dan ketekunan dalam dunia panahan, hingga akhirnya mendalami ilmu kepelatihan secara mandiri. “Saya belajar dari internet, ikut pelatihan, dan pada 2019 resmi mengambil sertifikat pelatih panahan,” jelasnya.

Latihan rutin diadakan tiga kali seminggu: Selasa, Kamis, dan Jumat, mulai pukul 15.30 hingga sekitar 17.20 WIB. Meski begitu, jika ada waktu luang, pelatih dan peserta juga menambah waktu latihan di luar jadwal.

Menariknya, Sisko tidak membayar lapangan ini alias gratis, tapi untuk anak-anak yang mau berlatih dikenakan biaya Rp150.000 per bulan, itu pun untuk sewa dan kebutuhan dasar.

Jumlah anak didik saat ini sekitar 11–12 orang dari berbagai jenjang usia, mulai dari SD hingga pekerja. Mereka dilatih tidak hanya secara teknis, tetapi juga secara mental dan fisik, terutama menjelang kompetisi.

Meski berasal dari daerah, prestasi anak didik Sisko cukup membanggakan. Dalam ajang POPDA, beberapa atlet binaannya meraih juara 2 dan 3. Bahkan, saat Kejuaraan Provinsi di Semarang, tim dari Sragen berhasil membawa pulang lima medali perunggu.

Salah satu atletnya mencatat prestasi gemilang pada Porprov tahun 2023 di Purwodadi, dengan menempati posisi ketiga. “Itu atlet yang saya latih dari nol. Saya fasilitasi dan dampingi langsung sampai berprestasi,” ucapnya penuh kebanggaan.

Metode latihan yang digunakan Sisko cukup unik. Pemula dikenalkan terlebih dahulu dengan busur dari kardus dan paralon. Setelah memahami dasar, mereka beralih ke busur standar.

Sisko juga menyadari pentingnya dukungan peralatan demi membina atlet-atlet muda yang potensial.

Dalam membina atlet, tantangan terbesar justru datang dari dalam diri atlet itu sendiri. “Menjaga mood dan semangat anak-anak itu tidak mudah. Kadang semangat, kadang malas. Tapi itulah peran pelatih, bukan cuma mengajar teknik, tapi juga mendidik karakter,” tegasnya.

Ia berharap penyelenggaraan lomba panahan ke depan bisa terus konsisten dan adil. “Sekarang sudah bagus, semua kategori dipertandingkan, tinggal fasilitas dan regenerasi atlet yang perlu ditingkatkan,” tambahnya.

Sisko berpesan kepada anak muda yang ingin menekuni panahan agar meniatkan diri secara sungguh-sungguh. “Kalau serius, peluang masih terbuka lebar, bahkan bisa untuk beasiswa. Persaingan di Sragen belum ketat, masih banyak ruang untuk berkembang. Kuncinya, rajin latihan di rumah maupun di lapangan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *