
Aec (Art Edu Care) Internasional Arts Exhibition yang di selenggarakan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret Prodi Pendidikan Seni Rupa pameran seni Art Edu Care berlokasi di Taman Budaya Jawa Tengah pada tanggal 23-27 Mei 2025 dengan 80 karya seni yang di pamerkan. Karya yang di pamerkan yaitu karya Nirmana Trimatra, kriya logam, batik tulis, rajut, kriya, patung dan seni lukis, hingga lesung padi. Pameran seni ini merupakan wadah bagi para seniman untuk mengekspresikan diri dan berbagi inspirasi dengan masyarakat. Tema dari pameran seni ini yaitu "feel the same" yang mengangkat isu the humanisasi di era modern yang menyebabkan keterasingan dan kerinduan akan hubungan autentik. dengan seni dialog pemeran ini mendorong empati kebersamaan dan rehumanisasi demi kehidupan yang bermakna.
Dengan menggunakan maskot Semar yang merepresentasikan semangat dari logo "art edu care" #15 dengan konsep abstrak fluid, yang melambangkan perjuangan melawan de humanisasi melalui seni. dengan wajah ceria, gesture optimis, dan ornamen tradisional Semar mengajak kita untuk menyatukan rasa, memahami perbedaan koma dan menciptakan harmoni dalam keberagaman. perpaduan warna dinamis mencerminkan energi dan kreativitas, sementara pose di Indonesia menggambarkan semangat tanpa henti untuk merayakan nilai-nilai kemanusiaan. maskot ini menjadi simbol empati, keberagaman, dan solidaritas, sulit sekaligus pengingat bahwa seni adalah jembatan untuk menciptakan hubungan yang lebih manusiawi dan penuh makna. Harga tiket masuk pameran ini cukup terjangkau yaitu Rp. 10.000 untuk mahasiswa dan umum sedangkan harga khusus pelajar yaitu Rp. 5.000.

Bingkai Kuratorial Art Edu Care #15 "Feel the same"
Di tengah dunia yang semakin otomatis hari ini, muncul kerinduan manusia akan hubungan yang autentik. Hubungan ini tidak hanya mencakup keluarga atau antar individu, tetapi juga hubungan dengan komunitas dan lingkungan. Banyak orang yang merasa terputus dari akar sosial dan budayanya, terjebak dalam kehidupan yang serba cepat dan individualistis, ditambah dengan berbagai kepentingan manusia, dalam skala tertentu keadaan tersebut dapat memicu konflik berkepanjangan yang mengakibatkan berbagai tindakan dari pengabaian, kekerasan, bahkan penghancuran. Namun di saat yang bersamaan, ada gelombang kebangkitan kesadaran kolektif untuk menjahit ulang persaudaraan manusia. Gerakan yang mendukung tumbuhnya empati demi keberlanjutan kehidupan manusia di bumi mulai bermunculan. Terjadi pencarian kembali akan kebahagiaan yang sederhana dari sikap saling berbagi dalam kontribusi pada komunitasnya.
Art Edu Care # 15 kali ini mengangkat tema "fill the same" yang berarti "rasa yang sama" istilah dari feel the same muncul berbagai respon terhadap persoalan de humanisasi yang muncul sebagai efek perubahan tata hidup manusia hari ini. dehumanisasi ser sekali terasa abstrak tetapi dampaknya nyata dan mempengaruhi perasaan kita sehari-hari, ironisnya, meskipun dunia kini lebih terkoneksi secara teknologi, banyak orang merasa lebih terisolasi secara emosional dan sosial. ada perasaan yang sama dan mendalam yang dirasakan semua manusia di era ini seperti kekosongan, keterasingan, dan kerinduan akan makna hidup.
Untuk mengatasi humanisasi, mendesak bagi kita untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu bisa dimulai dari langkah kecil seperti dengan menjalin dialog, belajar kembali memahami orang lain atau menciptakan lingkungan pergaulan yang lebih manusiawi. dalam dunia yang semakin kompleks, perasaan yang sama tetapi menjadi benang merah diantara kita : keputusan akan pengertian, cinta, dan keberadaan yang bermakna. Proses reunisasi-mengembalikan sisi manusiawi dalam hidup-bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan agar kita tetap terhubung dengan esensi kemanusiaan kita.
Dalam rehumanusasi, pilihan sikap untuk saling mendukung satu sama lain sangat diperlukan dalam memperjuangkan hubungan yang damai diantara komunitas manusia. karena pada akhirnya kita akan tiba pada perasaan yang sama: bahwa kita semua ingin didengar, dimengerti, dan dicintai. Art Edu Care # 15 "feel the same" hadir untuk untuk secara bersamaan mengeksplorasi persoalan tersebut dalam aktivitas dan bahasa kesenian, mendialogkannya untuk kehidupan yang lebih baik.